Selasa, 01 Januari 2019

33 Strategi Sederhana untuk Kelas yang Menyenangkan Ala Timothy D. Walker dalam Teach Like Finland

Dalam bukunya 'Mengajar Seperti Finlandia', Timothy D. Walker seorang guru Amerika yang pindah ke Finlandia membagikan 33 strategi sederhana untuk kelas yang menyenangkan sesuai 5 bahan kebahagiaan, yaitu kesejahteraan, rasa dimiliki, kemandirian, penguasaan, dan pola pikir.

1) Kesejahteraan

Bahan kebahagiaan pertama, yaitu kesejahteraan; intinya berbicara tentang bagaimana terpenuhinya kebutuhan pokok, sehingga tidur, makan, minum yang cukup, tersedianya pakaian dan tempat bernaung menjadi prasyarat bagi diri kita (guru) dan peserta didik di kelas kita. Terdapat 7 strategi sederhana untuk kelas yang menyenangkan dalam bahan kebahagiaan ini :

a. Jadwal istirahat otak

Finlandia memiliki kebiasaan istirahat 15 menit setiap 45 menit pelajaran. Pada jam istirahat tertentu ini, biasanya siswa bermain keluar atau bersosialisasi dengan teman-teman mereka. Ini penting untuk mengistirahatkan otak siswa sehingga mereka lebih fokus selama pelajaran.

b. Belajar sambil bergerak

Selama ini, pembelajaran di sekolah-sekolah lebih banyak dilakukan secara duduk-duduk atau berdiri di depan kelas selama presentasi. Cara ini relatif kurang produktif. Akan lebih baik jika pengajar menawarkan 'energizer' atau 'ice breaking' selama pelajaran. Presentasi juga dapat dilakukan melalui strategi 'Galeri Berjalan' di mana para siswa berkumpul secara berkelompok kemudian mereka melakukan presentasi di beberapa titik di dalam kelas. Setiap kelompok dibagi ke dalam 2 peran, yaitu sebagai presentan dan audience. Presentan diam di tempat dan menjelaskan pada audience kelompok lain. Sementara audience berjalan mengunjungi setiap kelompok untuk mendengarkan presentasi kemudian memberikan feedback.

c. Recharge sepulang sekolah

Tidak ada pekerjaan rumah di Finlandia, karena guru-guru di sana memahami pentingnya waktu luang terutama di malam hari untuk mengisi ulang tenaganya.

d. Menyederhanakan ruang

Biasanya di awal tahun ajaran, kita mengalokasikan waktu untuk menghias kelas; atau bisa juga di tengah tahun ajaran kita memajang hasil karya siswa di dinding-dinding kelas. Namun ternyata, membuat ruang kelas kita lebih rapi dan sederhana bisa lebih menghemat waktu dan mengurangi gangguan eksternal dalam proses belajar mengajar.

e. Menghirup udara segar

Siswa-siswa di Finlandia memerhatikan kualitas udara di dalam kelas sehingga mereka memiliki kebiasaan membuka jendela kelas selama proses belajar mengajar berlangsung.

f. Masuk ke alam liar

Masuk ke alam liar bukan berarti siswa diajak ke hutan untuk belajar. Ini bermakna mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat apa yang mereka pelajari secara lebih nyata. Sebagai guru, kita bisa memikirkan tentang tempat-tempat alami yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari sekolah. Ini dapat dilakukan dengan hal-hal sederhana seperti menggunakan lapangan sebagai habitat suatu organisme, menanam kentang di beberapa titik di ruang kelas,menghijaukan sekolah melalui beberapa proyek, atau bahkan memelihara kecebong ketika mempelajari siklus hidup katak.

g. Menjaga kedamaian

Menjaga kedamaian berarti menjaga kelas dalam kondisi tenang dan tidak terburu-buru. Strategi ini dapat dimulai dengan membuat peraturan bersama siswa, seperti misalnya menghormati diri sendiri, menghormati orang lain, dan menghormati lingkungan serta menjadi pendengar yang baik.

2) Rasa Dimiliki (sense of belonging)

Strategi di bawah ini digunakan untuk membudayakan suatu perasaan saling terhubung di kelas kita.

a. Mengenal setiap anak

Ini merupakan strategi untuk memberikan pesan bahwa kita (guru) mengenal siswa secara individual, bukan sekadar sekelompok anak. Caranya dapat dilakukan dengan menyapa nama mereka satu persatu, fist bumps, jabat tangan, atau high fives. Guru juga bisa meluangkan waktu untuk makan bersama siswa saat jam istirahat atau mengunjungi rumah siswa dan mengobrol dengan orang tua mereka di waktu-waktu tertentu.

b. Bermain dengan murid-murid

Strategi ini biasa dilakukan pada minggu pertama di tahun ajaran baru. Guru bermain dengan siswa dengan tujuan agar mereka merasa nyaman di sekolah sebelum kegiatan yang sebenarnya dimulai.

c. Merayakan pembelajaran mereka

Di Finlandia, pelajaran di kelas tidak hanya berupa pengetahuan tetapi juga keterampilan seperti kelas memasak. Siswa biasanya diberi waktu tambahan sekitar 15 menit untuk menikmati hasil masakan mereka sebagai bentuk merayakan pembelajaran mereka. Strategi ini bisa juga dilakukan untuk aktivitas seperti pembuatan laporan buku atau teks bacaan. Siswa diberikan waktu sekitar 15 menit untuk mempresentasikan hasil pembelajaran mereka.

d. Mengejar mimpi kelas

Ini dapat dilakukan dengan pembelajaran berbasis proyek. Jadi guru dan siswa membuat suatu proyek bersama di mana setiap orang mendapatkan peran dan proyek yang dilaksanakan cukup realistik. Dalam buku ini, Tom memberikan contoh kegiatan Kemah Sekolah.

e. Menghapus perisakan (bullying)

Di sekolah Finlandia, terdapat semacam program anti bullying yang dinamakan Kiva. Inti dari program ini adalah siswa belajar untuk menawarkan solusi dari sebuah konflik yang lebih dari kata 'maaf' dan belajar merefeleksikan perilaku mereka.

f. Berkawan

Strategi ini berupa kolaborasi antarsiswa lintas angkatan. Seperti misalnya memasangkan siswa kelas 6 dengan kelas 1. Dengan begitu, siswa kelas 6 dapat merasa diberi tanggung jawab dan dipercaya untuk menjaga teman kecil mereka, serta belajar menjadi panutan.

3) Kemandirian

Anak-anak di Finlandia sudah terbiasa diajarkan untuk mandiri, seperti misalnya tidak diantar-jemput sekolah.

a. Mulai dengan kebebasan

Dalam buku ini, Tim memberikan contoh ketika para siswa diberikan kebebasan untuk menentukan strategi pengumpulan dana untuk kemah sekolah. Strategi ini lebih kepada memberikan tanggung jawab secara bertahap. Guru bisa memulai dengan memberikan kebebasan yang signifikan bukan larangan yang signifikan. Sekarang bukan saatnya lagi guru menjadi 'sage on the stage' atau 'bintang panggung', namun menjadi 'guide on the stage' atau pendukung yang berdiri di belakang mereka.

b. Meninggalkan batas

Strategi ini dapat dilakukan dengan cara berbicara kepada murid secara personal, bertemu dalam kelompok kecil, dan berkeliling menemui siswa.

c. Menawarkan pilihan

Hal yang perlu diingat dalam strategi ini adalah tugas seorang guru yaitu membuat hubungan antara minat siswa dan kurikulum. Contohnya dengan memberikan tugas yang lebih terbuka, misalnya untuk membuat laporan buku, siswa diperbolehkan memilih sendiri buku sesuai minat mereka.

d. Buat rencana bersama siswa anda

Strategi ini dapat dilakukan dengan cara menyusun suatu pembelajaran sepanjang minggu bersama siswa, di mana para siswa diberi suara kemudian masukan mereka digunakan untuk mempengaruhi arah pembelajaran. Ini juga dapat dilakukan dengan cara strategi instruksional dengan mengelompokkan hal yang saya Tahu (T), hal yang Mau saya tahu (M), dan hal yang saya Telah pelajari (T) atau TMT.

e. Buat jadi nyata

Di Finlandia terdapat PBL yang dinamakan 'Saya dan Kota Saya'. Dalam PBL ini, para siswa bermain peran dengan beragam profesi seperti walikota, reporter, agen penjualan dll. dalam suatu miniatur kota. Di sini para siswa mengalami secara langsung bagaimana gambaran kehidupan pada masyarakat yang sebenarnya.

f. Tuntutan tanggung jawab

Tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas pendidikan berbanding lurus dengan kualitas guru. Untuk menjadi seorang guru yang berkualitas, orang Finlandia harus memiliki gelar setara magister di bidang pendidikan kemudian dilanjutkan pelatihan selama 5 tahun untuk guru jenjang sekolah dasar. Di sana hanya memiliki sedikit universitas dengan program pengajaran.

4) Penguasaan

Salah satu bahan kebahagiaan adalah perasaan kompeten dalam area tertentu. Ada beberapa strategi untuk mengembangkan penguasaan dalam pembelajaran di dalam kelas, antara lain :

a. Ajarkan hal-hal mendasar

Di Finlandia, kurikulum dan buku paket tetap dipertahankan. Tetap bahwa kurikulum untuk melayani kegiatan, bukan sebaliknya. Yang perlu dimodifikasi adalah model pengajaran yang menginspirasi, seperti instruksi yang berbeda, ruang kelas yang responsif, dan pembelajaran berbasis proyek (PBL).

b. Gunakan buku pegangan

Ambil hal-hal baik dalam buku pegangan untuk meringankan beban perencanaan, namun jangan sampai buku paket menjadi 'majikan' yang harus diikuti seluruhnya.

c. Manfaatkan teknologi

Di Finlandia, integrasi teknologi bukanlah sebuah penekanan utama. Hanya kelas besar yang diperbolehkan membawa gawai namun mereka dapat meletakkan teknologi pada tempat yang tepat sebagai alat pembelajaran.

d. Memasukkan musik

Berdasarkan hasil penelitian di bidang Psikologi, latihan musik dapat memengaruhi sistem syaraf untuk menciptakan pelajar yang lebih baik. Strategi ini dapat dilakukan dengan cara memasukkan musik sebagai media pembelajaran, seperti menyanyikan lagu bersama-sama.

e. Menjadi pelatih

Strategi ini biasa dilakukan pada pembelajaran dengan metode 'Learning by doing', biasanya kelas keterampilan seperti misalnya di Finlandia terdapat kelas pertukangan. Cara terbaik untuk menguasai sesuatu adalah melalui latihan alam setting 'dunia nyata', seperti misalnya melakukan eksperimen langsung pada pelajaran IPA. Guru juga berperan seperti seorang pelatih, yang sebisa mungkin memberikan pujian namun dibatasi dan lebih menekankan pada masukan yang spesifik, jujur, dan konstruktif.

f. Buktikan pembelajaran

Strategi ini dapat dilakukan dengan evaluasi sumatif, seperti membuktikan jawaban mereka lewat pertanyaan yang sulit dan terbuka. Contoh pertanyaan : "bayangkan kamu diminta untuk mencari tahu apakah pasta gigi masuk asam atau basa. Berpikirlah seperti seorang ilmuwan, apa yang akan kamu lakukan?"

g. Mendiskusikan nilai

Di Finlandia, terdapat kebiasaan sebelum membagikan rapor di akhir semester, guru bercakap-cakap dengan setiap siswa mengenai nilai mereka. Biasanya guru akan memberitahukan nilai yang akan ditulis di rapor, kemudian siswa diberi kesempatan untuk memberi tanggapan. Dalam strategi ini, siswa diajak merefleksikan pembelajaran mereka sendiri.

5) Pola Pikir

Pada bagian ini lebih fokus kepada strategi abundance-oriented (berorientasi pada kelimpahan) di mana ada ruang bagi setiap pengajar untuk tumbuh. Strategi ini merupakan kebalikan dari scarcity-minded (menekankan kelangkaan), di mana kemenangan seseorang akan berujung pada kekalahan orang lain. Dengan kata lain, bagian ini membahas tentang penerapan strategi 'kolaborasi' pada para pengajar bukan 'kompetisi'.

a. Mencari flow

Flow di sini artinya suatu aktivitas menyenangkan yang ketika dilakukan waktu terasa berjalan cepat. Guru dan sisswa dapat melakukan pekerjaan yang menantang, menarik, penuh tuntutan dan terarah pada tujuan. Dalam strategi ini, juga sebisa mungkin minimalkan distrakti seperti handphone atau obrolan dan pangkas budaya persaingan.

b. Berkulit tebal

Berkulit tebal di sini berarti guru harus percaya diri dengan keahliannya. Mereka juga harus tahan banting ketika mendapatkan kritik dari orang tua, dan mampu menjelaskan secara bertanggung jawab bahwa mereka adalah seorang 'ahli' di sekolah yang profesional, dan melihat dirinya seperti itu.

c. Kolaborasi lewat kopi

Guru-guru di Finlandia, sangat menekankan kolaborasi. Di waktu istirahat sambil 'ngopi' misalnya, guru-guru biasanya saling berdiskusi tentang cara meningkatkan mutu belajar mengajar.

d. Menyambut para ahli

Menyambut para ahli berarti mengundang guru lain ke kelas kita. Ini merupakan strategi yang juga menekankan kolaborasi. Guru bisa saling memberikan masukan terkait materi atau metode mengajar.

e. Melepaskan diri untuk berlibur

Para guru di Finlandia, menggunakan waktu liburan untuk benar-benar berlibur. Mereka sedikit sekali melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan sekolah pada saat liburan. Mereka menggunakan waktu liburan secara profesional untuk beristirahat atau menghabiskan waktu bersama keluarga. Namun, penulis juga menyarankan bahwa liburan juga bisa dijadikan waktu terbaik untuk merefleksikan pekerjaan kita dan menemukan ide-ide baru yang menginspirasi yang dapat dimasukkan ke dalam kelas.

f. Jangan lupa bahagia

Sebenarnya kebahagiaan atau menjalani sesuatu dengan bahagia adalah inti dalam semua strategi yang dibahas dalam buku ini tentang kelas yang menyenangkan. Di beberapa negara, ada sekolah yanng mulai menerapkan semacam kurikulum kebahagiaan, yang berisi tentang life skills (keterampilan hidup) non-akademik, seperti kepenuhan diri, hubungan interpersonal, dan kesadaran diri (mindfullness).

Semoga strategi kelas yang menyenangkan ala Finlandia ini dapat menginsprirasi pendidikan Indonesia. Namun, tentunya ini tidak bisa diterapkan secara langsung dan tetap harus menyesuaikan dengan budaya di Indonesia.

1 komentar:

Kontrol Diri dari Dalam, Rendah Hati pada Alam

Tulisan ini akan lebih banyak bicara refleksi diri, Tentang keberadaan diri yang kadang lupa diri, Tinggal bersama alam namun kita seakan...