Damai
Dalam ricuh ia terdiam
Ambang amarahnya tersulut, luhur
Mengorek isi keramaian kebiasaannya
Awaknya rusuh setelah kepalanya penuh
Iktikadnya sejalan asa sesama
Kala panah lidah tak saling menghujam
Di sana pemantik sudah padam
Kala jiwa malang dapat tenang
Di sini nurani segar tak usang
Kala orang kebanyakan tak banyak berberai
Di situlah menurutnya damai tercapai
Ideal memang pemikirannya
Acuh pada makanan batinnya
Mewah peradaban bisa terjamah
Asalkan teraktualisasi dalam jemaah
Disemogakan saja agar segera tercapai
Damai