Kamis, 14 November 2019

Mengenal Islam dalam Minoritas



Judul : 99 Cahaya di Langit Eropa

Penulis : Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tanggal Terbit : Cetakan ke-18, 2015

Jumlah Halaman : 392 halaman

Buku ini merupakan buku yang luar biasa menurut saya. Dapat mengupas Islam di negeri dengan penduduk muslim minoritas. Mencari hikmah di balik kejayaan Islam yang pernah ada di Eropa, menceritakan tentang begitu kuatnya stigma yang menempel pada Islam di tanah Eropa. Begitu luar biasanya dakwah yang bukan sekadar berkoar, namun ditampilkan dengan akhlakul karimah yang lebih menantang.

Buku ini bukan hanya bercerita tentang sejarah Islam, tetapi juga tentang bagaimana bertelorensi. Tentang bagaimana menghargai perjuangan pendahulu, menerima ejekan dengan cara elegan, dan mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan yang ternyata sangat diterima, dikagumi, bahkan sampai tak masuk logika bisa ‘sebaik’ itu.

Buku ini sangat direkomendasikan untuk kamu yang ingin melihat Eropa dari sudut pandang yang berbeda, sudut pandang pencarian Islam dan beragam hikmah di baliknya. Selamat membaca!

Gak Jadi Mahasiswa Biasa Aja



Judul : Kami Bukan Sarjana Kertas

Penulis : J. S. Khairen

Penerbit : Bukune

Tahun Terbit : Cetakan I, 2019

Jumlah Halaman : 355 halaman

Buku ini mengangkat tema tentang dunia yang sangat dekat dengan mahasiswa, tentang dinamika perkuliahan. Dinamika tentang bagaimana berjuang dengan masalah finansial, dengan cita-cita dan segala keraguan yang melingkupinya, tantangan anak perempuan yang dihadapkan dengan pilihan antara pendidikan dan pernikahan, persahabat, percintaan dan segala bumbu-bumbu kehidupan kawula muda.

Pembawaan penulis sangat asyik dan real dengan keadaan di dunia nyata. Penulis bahkan tak ragu menyebutkan beberapa kata-kata frontal yang kerap ditemui. Meskipun gaya penulisan yang sederhana, namun pemaknaannya tak sederhana. Penulis mengajarkan tentang arti perjuangan, perjuangan mahasiswa yang berkuliah bukan hanya mengejar selembar ijazah. Perjuangan bagaimana bisa tetap bertahan dengan tanpa mengandalkan orang tua, perjuangan tentang saling membersamai dan menyemangati tentang teman.

Jika kamu sedang mencari buku yang ringan namun dengan makna yang dalam, aku sangat merekomendasikan buku ini. Selamat membaca!

Kamis, 17 Oktober 2019

Sebuah Cerita Anak Semester 5





Hallo! kenalin gue Widiya Psikologi UI 2017. Melalui tulisan ini, gue mau berbagi tentang dunia perkuliahan, dari awal pendaftaran sampai sekarang sudah di tengah jalan.

Gue tertarik dengan psikologi sejak kelas 3 SMP dan semakin yakin untuk kuliah di jurusan psikologi setelah masuk SMA. Tentunya, tidak semudah itu untuk mendapatkan persetujuan dari orang tua berkuliah di jurusan psikologi. Awalnya dibilang “Kamu mau baca pikiran orang?”, “Kamu mau ngeramal?”, “Psikolog itu lakunya cuma di kota, kalo di daerah emang bisa?”. Banyak stigma yang melekat di jurusan psikologi termasuk juga masalah kesehatan mental. Banyak usaha yang udah gue lakuin dari mulai ngajar diskusi sama orang tua, ngejelasin prospek kerja bidang psikologi, bahkan ampe nangis untuk minta dikasih kepercayaan akan pilihan sendiri yang udah ditentukan.

Singkat cerita, gue coba daftar SNMPTN. Gue anak IPA yang nekat milih soshum jurusan Psikologi UI, udah gitu gue cuma milih 1, padahal maksimal bisa milih 3 pilihan. Hasilnya jelas, gue TIDAK DITERIMA. Di samping itu semua, sebenarnya ada masalah finansial yang menimpa keluarga gue, sehingga waktu itu gue punya pilihan untuk kuliah di tahun itu juga (2017) tapi di daerah sendiri atau kuliah sesuai jurusan yang diinginkan tapi jeda dulu tahun depan untuk ngumpulin biayanya dulu. Selain masalah finansial, ada juga masalah perizinan untuk kuliah di luar kota “kamu itu anak perempuan, kuliah di Jakarta? disana gak punya siapa-siapa?”. Bukan hal yang mudah memang meyakinkan orang tua, tapi dengan usaha dan do’a yang tak pernah putus, insyaAllah bisa.

Setelah ditolak SNPMTN, gue coba daftar SBMPTN. Gue pilih PSIKOLOGI UI (Pilihan 1), PSIKOLOGI UGM (Pilihan 2), dan ILMU EKONOMI UI (Pilihan 3). Kesannya kaya gak mikir dan gak pake perhitungan emang ye gue milih jurusan. Tapi waktu itu, gue mikir kalo gak papa gue pilih yang emang gue pengen aja, yang bagus bagus sekalian gak usah tanggung-tanggung toh kan ini buat nyoba aja dulu dan latihan buat SBMPTN taun depan. H-1 minggu SBMPTN gue GAK DIIZININ SBMPTN sama Bapak. Alasannya adalah bingung gimana ke Jakarta dan siapa yang mau nganter. Alhasil 1 minggu itu gue udah susah fokus buat belajar SBMPTN, gue gak ngambil les sama sekali, dan bahkan cuma belajar dari buku SKS (Sistem Kebut Semalam) itupun punya temen gue. Ya Allah Wid, niat gak sih lu? :(

Tapi Alhamdulillah, waktu itu gue dikenalin sama kakak kelas yang kebetulan kuliah di UNJ tempat gue SBMPTN. Dari dia, gue dapet banyak informasi tentang gimana akomodasi ke sana, dan bahkan mau ngejemput dari stasiun dan nganterin sampe tempat gue ujian SBMPTN. Alhamdulillah, lagi-lagi Allah mudahkan. Waktu itu gue akhirnya dianter Mamah dan 1 temen gue yang kebetulan kebagian SBMPTN di UNJ juga.

Anak IPA yang fully nekad milih soshum. Untuk TPA, Alhamdulillah gak banyak masalah karena gue udah sering berlatih sama temen-temen SMA juga. Untuk TKD, wah warbyasah, ada sosiologi, sejarah, ekonomi, dan geografi, Untuk sosiologi masih mending karena gue dapet materinya waktu kelas 1 SMA, sejarah setidaknya gue pun masih belajar, ekonomi sama geografi udah pokonya isi aja pake nalar. Waktu itu gue ngisi sekitar 60an dari 90an soal TPA. Dan 50an dari 60an soal TKD, pas ngisi TKD itu gak tau kenapa pokonya gue mikir "gak papa isi aja sebanyak-banyaknya” setidaknya waktu itu masih ada sistem (benar = 4, salah = -1). Keluar dari ruang ujian, pokoknya gue serahin semuanya sama Allah, meskipun gak tau dah ngisi soalnya bener atau salah.

Senin, 29 Juli 2019

Bicara Tabu : Perkosaan, Dorongan Seksual atau Hal Lain?



Judul : Perkosaan dan Kekuasaan

Penulis : Bagus Takwin, dkk.

Penerbit : Yayasan Jurnal Perempuan

Tanggal Terbit : November 2011

Jumlah Halaman : 153 halaman

Buku ini sebenarnya merupakan jurnal berseri yang terbit setidaknya empat kali dalam setahun. Namun, topik yang dibahas dalam edisi ke-71 ini cukup menarik untuk saya buat reviewnya, terlebih saya memang memiliki ketertarikan dalam bidang perempuan dan anak, khususnya tentang pendidikan seksual.

Berbicara tentang perkosaan ternyata bukan hanya berbicara tentang dorongan seksual, tapi juga berbicara tentang kekuasaan. Alasan utama dibalik pelaku perkosaan bisa jadi bukan ketidakmampuan menahan dorongan seksual saja, tapi yang lebih utama adalah menunjukkan bahwa ia memiliki kekuasaan, memiliki dominasi terhadap perempuan. Pelaku tidak memperkosa korbannya tiba-tiba tanpa perencaan. Ia akan memilih korban tergantung seberapa besar ia bisa menguasainya.

Buku ini cukup direkomendasikan karena di dalamnya tidak hanya bicara opini belala, namun disertai rujukan ilmiah. Ada pula tulisan opini, cerita reflektif, dan puisi yang menjadi representasi topik yang dibahas. Sangat direkomendasikan terutama buat kamu yang bergelut dalam bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Selamat membaca!

Bicara Hati



Judul : Hati tak Bertangga

Penulis : Adi Prayuda dan Ikhwan Marzuqi

Penerbit : Metagraf

Tahun Terbit : Cetakan I, 2019

Jumlah Halaman : 226 halaman

Buku ini cukup sederhana, membahas hal-hal kecil namun ternyata punya makna yang besar. Dari buku ini kita bisa belajar kemampuan berlogika dan berperasaan. Tanpa saling menunjukkan kelemahannya masing-masing, namun bagaimana kita menyeimbangkan keduanya.

Membaca buku ini seperti diajak melakukan perjalanan ke dalam diri. “Bahagia memamg sederhana, menderita juga sederhana”, begitu tulis penulis dalam sampulnya. Ini berbicara tentang penerimaan, penerimaan diri juga hidup yang kita miliki.

“Ukuran terindah memcintai adalah mencintai tanpa mengukurnya”, kutipan dari Guruji Gede Prama ini cukup bisa menggambarkan tentang apa maksud dari judul ‘Hati tak Bertangga’. Buat kamu yang sedang butuh teman untuk berdialog dengan diri, buku ini saya rekomendasikan! Selamat membaca!

Rabu, 03 Juli 2019

Sebuah Jalan Pemurnian Hati



Judul : Purification of the Heart

Penulis : Hamza Yusuf

Penerjemah : Haris Priyatna

Penerbit : Mizan

Tanggal Terbit : Cetakan I, Februari 2017

Jumlah Halaman : 318 halaman

Buku ini sangat direkomendasikan bagi kamu yang menyukai buku-buku yang membahas tentang akhlak maupun mujahadatun-nafs (penyucian jiwa). Buku yang ditulis oleh Hamza Yuzuf, salah satu pendiri Zaytuna College di AS ini berisi tentang penjelasan penyakit-penyakit hati, penyebabnya, tanda dan gejalanya, serta pengobatannya.

Terdapat 25 penyakit hati yang dibahas, antara lain : kikir; serakah; benci; zalim; cinta dunia; iri hati; santun yang tercela; berkhayal; takut miskin; riya; bergantung pada selain Allah; tak senang dengan keputusan Allah; sum’ah; harapan palsu; pikiran negatif; ujub; menipu; amarah; lalai; dendam; membual dan sombong; tidak mau disalakan; antipati terhadap kematian; lupa akan nikmat; dan menghina.

Buku ini tentunya akan sangat baik, jika tidak hanya dibaca namun yang terpenting adalah diamalkan isinya. Jika kita mengamalkan isinya, kita akan bisa meraih ketenteraman dan kemurniah hati, insyaAllah!

Melihat Islam dengan Pikiran Terbuka



Judul : Islam yang Saya Anut

Penulis : M. Quraish Shihab

Penerbit : Lentera Hati

Tahun Terbit : Cetakan III, November 2018

Jumlah Halaman : 338 halaman

Buku ini berisi tentang bagaimana Islam dari sudut pandang M. Quraish Shihab. Beliau mengantarkan tentang bagaimana Islam sangat kaya akan perbedaan, baik dari madzhab-madzhabnya yang kesemuanya berpotensi benar dan atau salah.

Penulis menguraikan aspek-aspek pokok dalam Islam, seperti akidah dalam pembedahan rukun Iman, syariah dalam pembedahan rukun Iman, serta akhlak Islam dalam berihsan. Penulis juga mengajak kita memahami Islam dengan pikiran terbuka, berlogika dengan adab-adabnya, dan menggunakan hati nurani dalam melihat Islam.

Buku ini sangat cocok dibaca bagi siapapun yang ingin mendalami Islam, baik dari Muslim sendiri maupun dari non-Muslim. Bahasannya cukup berat, namun sangat bermanfaat!

Minggu, 26 Mei 2019

While There's Hope, There's Life



Judul : I AM SARAHZA

Penulis : Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra

Penerbit : Penerbit Republika

Tanggal Terbit : Cetakan III, Juli 2018

Jumlah Halaman : 368 halaman

Buku setebal 368 halaman ini, aku tamatkan dalam 1 hari. Entah mengapa rasanya tak ingin digantung cerita, jika tak menamatkan buku ini segera. Isinya yang begitu hidup seakan membuat kita masuk ke dalam cerita, mengikuti alunan emosi dari canda hingga duka.

MasyaAllah luar biasa perjuangan Mbak Hanum dan Mas Rangga dalam memiliki momongan. 4 kali inseminasi, 6 kali mengikuti program bayi tabung, 2 kali laparaskopi, mengandung namun ternyata janin itu kosong tanpa ruh, mengandung lagi namun ternyata sang janin menempel di luar rahim hingga harus diangkat beserta sebelah tuba falopi sang ibu. Hingga akhirnya, setelah 11 tahun pernikahan, Allah menjawab do’a-do’a itu dengan kehamilan Mbak Hanum tepat saat usianya menginjak 35 tahun.

Mbak Hanum dan Mas Rangga, terima kasih sudah berbagi, terima kasih sudah mau menuliskan kisah yang bahkan memerlukan keluasan hati yang sangat ketika mengingatnya. Terima kasih telah mengingatkan kembali pada keharusan berpegang pada prinsip, kesabaran yang begitu luar biasa, bersyukur dalam segala keadaan, bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian, dan tentunya nasihat pak Amien Rais agar kita selalu dekat dengan Tuhan. Semoga Allah memberkahi mbak Hanum dan keluarga, terutama Sarahza.

Untuk pembaca, saya sangat merekomendasikan buku ini bagi teman-teman yang ingin belajar sabar, belajar menerima takdir, dan belajar bijak dalam menempatkan diri sesuai keharusannya.

Sabtu, 25 Mei 2019

Sebuah Perjalanan Cinta dan Asa



Judul : Awe-Inspiring Us

Penulis : Dewi Nur Aisyah

Penerbit : Penerbit Ikon

Tahun Terbit : Cetakan II, Januari 2019

Jumlah Halaman : 370 halaman

Buku ini terdiri dari 5 bab, yang terdiri dari kisah Mbak Dewi N. Aisyah dan keluarga tentang penantian sebelum menikah, bertemu jodoh dan menerima segala kurang lebihnya, membangun rumah tangga, keajaiban memiliki anak dan segala perjuangannya, dan tantangan berumah tangga sambil berkuliah. Plus kisah tinggal di luar negeri, yaitu di London, Inggris dan segala dinamikanya.

MasyaAllah, banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari kisah penulis. Dari buku ini saya belajar tentang :

1) Produktivitas dan kaitannya yang kuat dengan manajemen waktu yang baik

2) Perjuangan menuntut ilmu tanpa lelah, karena yang dikejar adalah Ridho Allah

3) Membangun rumah tangga yang samawa itu bahkan dipersiapkan sejak masa penantian

4) Kolaborasi ayah dan ibu dalam segala perencanaan hidup dan eksekusinya

5) Anak adalah masa depan peradaban yang harus dipersiapkan dengan sangat baik

Tentunya apa yang bisa diambil dari buku ini sangat subjektif, tergantung bagaimana perspektif masing-masing pembaca. Tapi bagi saya, buku ini sangat recommended, terutama bagi seseorang yang ingin sukses dalam kehidupan spiritual, akademik, dan juga keluarga.

Selamat membaca!

Jumat, 03 Mei 2019

Kedamaian dalam Pikiran



Judul : Cara Dahsyat Berdamai dengan Pikiranmu

Penulis : Agung Webe

Penerbit : Penerbit-Percetakan Pohon Cahaya

Tanggal Terbit : September 2015

Jumlah Halaman : 220 halaman

Buku ini terdiri dari 30 saran praktis cara agar kita bisa berdamai dengan pikiran sendiri. Ketiga puluh saran tersebut sebaiknya tidak dibaca secara sekaligus, tetapi dibaca satu setiap harinya selama satu bulan karena di setiap saran pasti terdapat penjelasan, latihan praktis, dan quotes berisi insight terkait saran yang diberikan.

Buku ini mengajak kita melakukan perjalanan ke dalam diri kita sendiri, mengajarkan tentang bagaimana menciptakan kedamaian dalam pikiran kita sendiri. Dengan pikiran yang damai, kita bisa memproses berbagai informasi dari luar secara lebih netral dan objektif sebelum akhirnya disesuaikan dengan nilai-nilai yang kita miliki. Ketika kedamaian itu tercapai, kita bisa lebih kuat dalam mengatasi berbagai persoalan-persoalan hidup dengan alur berpikir yang lebih sehat.

Buku ini sangat cocok untuk orang yang sedang jenuh dengan pikirannya atau masalah-masalah di sekitarnya. Buku ini juga salah satu buku yang direkomendasikan bagi pembaca yang menyukai genre buku self-improvement. Selamat membaca dan semoga kamu bisa lebih berdamai dengan dirimu sendiri!

Bila kamu telah selesai dalam suatu pekerjaan, maka kerjakanlah pekerjaan yang lain!



Judul : Fan SHOB! Jangan Hanya Diam

Penulis : Harri Ash-Shiddiqie

Penerbit : Penerbit Republika

Tahun Terbit : Cetakan I, 2011

Jumlah Halaman : 287 halaman

Buku ini terdiri dari 3 bagian, yaitu memahami diam dan gerak, bergerak dalam gerak Islami, dan menciptakan atmosfir gerak. Inti dari buku ini menjelaskan tentang bahwa kita harus selalu berprogress ke arah yang lebih baik, selalu bergerak baik gerak fisik maupun gerak jiwa. Gerak fisik dapat berupa perjuangan raga kita dalam berdakwah, sedangkan gerak jiwa dapat berupa membersihkan hati kita dari penyakit-penyakit hati. Di antara gerak fisik dan jiwa tersebut, kita membutuhkan istirahat seperti meluruskan otot serta menenangkan hati dan pikiran dengan catatan tidak berlebihan saat beristirahat.

Bergerak dalam gerak Islami juga harus melihat apa yang diperjuangkan. Yang diperjuangan dalam gerak Islami adalah tegaknya aturan-aturan Allah di muka bumi ini. Jangan sampai kita terjebak ikut-ikutan ke dalam gerakan-gerakan seperti sosialisme, Marxisme, Fasisme, dan –isme –isme lainnya buatan manusia yang tidak sesuai dengan ideologi Islam. Bergerak dalam gerak Islami juga harus dilakukan dengan tidak main-main, asal-asalan, harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tawakkal. Atmosfir gerak seperti inilah yang harus diciptakan.

Buku ini mengajak kita untuk berlogika, menjelaskan kelemahan-kelemahan ideologi-ideologi buatan manusia, serta menunjukkan bahwa ideologi Islamlah yang terbaik. Buku ini juga seakan menyindir tabiat-tabiat buruk manusia yang selalu mencari-cari alasan karena malas melakukan pergerakan. Buku ini sangat cocok bagi pembaca yang ingin menyimbangkan ibadah fisik sekaligus ibadah hatinya. Sangat direkomendasikan bagi pembaca yang menyukai buku dengan bahasan berat namun disampaikan dengan bahasa yang sederhana.

Selasa, 02 April 2019

Keseimbangan Berpikir dan Bergerak



Sumber pict : Bukalapak

Judul : Bangkitnya Spiritualitas Islam

Penulis : Muhammad Fethullah Gulen

Penerjemah : Fuad Saefuddin

Penerbit : Rebulik Penerbit

Tanggal Terbit : November 2012

Jumlah Halaman : 253 halaman

Buku ini mengajak kita untuk berpikir tentang bagaimana kondisi dunia yang kita tinggali saat ini. Dunia yang semakin kacau sejak Islam tidak lagi menjadi landasan. Gulen, seorang berkebangsaan Turki, menyatakan bahwa Islam adalah solusi ketika banyak masalah terjadi, baik dalam tingkat individu maupun negara.

Namun, di sisi lain, berpikir saja tidak cukup. Berpikir tanpa bergerak, akan sia-sia. Sementara bergerak, tanpa didahului berpikir bisa menjadi tidak terarah. Berpikir dan bergerak seharusnya dipraktekkan oleh setiap muslim, seperti yang dicontohkan oleh para cendekiawan saat masa kejayaan Islam.

Kita harus terus berpikir dan bergerak mengamalkan nilai-nilai Islam sebagai solusi atas segala permasalahan yang terjadi di dunia ini hingga akhirnya kelak tercapai generasi ideal. Generasi yang mampu memaksimalkan potensi yang ia punya, serta keseimbangan mempergunakan akal dan hati yang ia miliki.

Belajar dari Balik Bilik Nabi



Sumber pict : Bukalapak

Judul : Bilik-Bilik Cinta Muhammad

Penulis : Dr. Nizar Abazhah

Penerjemah : Asy’ari Khatib

Penerbit : penerbit zaman

Tahun Terbit : Edisi Baru, Cetakan II 2015

Jumlah Halaman : 332 halaman

Membaca buku ini seakan kita dibawa pada kehidupan Rasulullah SAW. dalam lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga. Buku ini menceritakan bagaimana dinamika kehidupan Rasulullah SAW. dari mulai beliau tinggal di rumah Abu Thalib setelah kepergian ayah, ibu, dan kakeknya, di rumah Khadijah, kehidupan setelah hijrah ke Madinah, dan di rumah Ibu-Ibu Kaum Mukmin, para istrinya r.a. Buku ini juga menceritakan tentang bagaimana akhlak Rasulullah terhadap penghuni rumah lainnya, seperti para budak yang beliau miliki maupun tamu yang berkunjung ke rumah.

Banyak hal yang bisa kita pelajari dari buku ini, tentang bagaimana Rasulullah bersikap sopan dan santun pada keluarga pamannya, Abu Thalib, kemudian perjuangan selama masa awal kenabian yang ditemani Ummul Mukminin Khadijah r.a., hijrah ke Madinah, dan tinggal bersama para istrinya setelah meninggalnya Khadijah r.a. Di rumahnya, kita bisa melihat akhlak Rasulullah SAW. yang begitu mulia. Rasulullah SAW. bahkan memperlakukan budak seperti keluarganya, tidak pernah memaki para budaknya, atau komplain dan banyak menyuruh. Di rumahnya, kita bisa melihat bagaimana Rasulullah SAW. mendidik istrinya, berlaku adil secara lahir terhadap giliran para istrinya, dan tak segan menegur jika ada istrinya yang cemburu secara berlebihan. Rasulullah mendidik dengan kelembutan, namun di sisi lain tegas dalam menegakkan syariat Islam dan tak segan menghukum jika keluarganya berperilaku tidak sesuai dengan akhlak yang diajarkan Islam.

Dari buku ini kita juga belajar bahwa rumah merupakan pintu pertama melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, dan keluarga sebagai supporting system dalam perjuangan dakwah. Kehidupan di rumah Rasulullah SAW. merupakan kehidupan yang sederhana tanpa kemewahan, penuh cinta kasih, saling menghormati dan selalu mendahulukan orang lain.

Buku ini sangat direkomendasikan untuk kamu yang ingin lebih dekat dengan Nabi dan lebih banyak dalam hal meneladani akhlaknya. Di tengah nikmatnya membaca, kamu mungkin merasakan sensasi sedih akan kehidupan Rasulullah SAW. yang begitu prihatin atau merasa ‘buruk’ dengan dirimu sendiri yang kurang bersyukur akan nikmat yang telah Allah berikan. Selamat membaca dan semoga kamu bisa mendapat banyak hikmah!

Jumat, 01 Maret 2019

Kesenjangan Sosial Ibukota yang Memedaskan Mata



Pemandangan pemukiman kumuh di antara gedung-gedung tinggi merupakan pemandangan yang lumrah kita temui di sepanjang jalur commuter line DKI Jakarta. Hal ini menjadi salah satu potret kesenjangan sosial yang dapat kita amati di ibukota. Seperti pendapat Djarot Saiful Hidayat, Gubernur DKI Jakarta tahun 2017, masalah DKI Jakarta bukanlah kemiskinannya, tetapi kesenjangannya yang tinggi. Hal ini disebabkan karena orang paling kaya dan orang miskin banyak tinggal di Jakarta (Hariyanto, 2017). Dari mulai hunian apartemen dengan harga ratusan juta rupiah per meter persegi hingga keluarga yang hanya tinggal di dalam gerobak ada di Jakarta.

Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidak seimbangan sosial yang ada dalam masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok (Soekanto dalam Yasminiati, 2015). Salah satu faktor penyebab kesenjangan tersebut adalah faktor ekonomi berupa kemisikinan. Berdasarkan data SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) pada Maret 2018, persentase penduduk miskin di Jakarta mencapai 3,57 persen atau mencakup sebanyak 373,12 ribu orang. Gini Ratio DKI Jakarta pada Maret 2018, diperkirakan sebesar 0,394. Nilai Gini Ratio berkisar antara 0 – 1, semakin tinggi nilai Gini Ratio menunjukkan ketimpangan yang semakin tinggi (BPS Provinsi DKI Jakarta, 2018).

Kemiskinan sebagai salah satu penyebab kesenjangan sosial yang lebar dapat menyebabkan masalah-masalah sosial lain seperti kesehatan, pendidikan, dan angka kriminalitas yang tinggi. Salah satu contoh permasalahan di bidang kesehatan adalah tingginya prevalensi gizi buruk di Jakarta. Berdasarkan pemaparan Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada tahun 2017, prevalensi gizi buruk akibat stunting pada usia 0-59 bulan di Provinsi DKI Jakarta mencapai 22,7% dengan kasus tertinggi di Jakarta Pusat (29,2%) dan tertinggi kedua di Jakarta Timur (25,7%). Angka ini termasuk kategori akut kronis karena di atas batasan WHO yakni >20 persen (Bappeda Provinsi DKI Jakarta, 2018). Contoh lain kesenjangan di bidang pendidikan terjadi di Jakarta Utara, pelajar yang bersekolah ada sekitar 52%, ini berarti ada 48% yang tidak bersekolah. Menurut Anies Baswedan yang merupakan pakar dan mantan menteri pendidikan, angka ini menunjukkan kesenjangan yang jauh (Yusuf, 2017). Meskipun biaya pendidikan sudah disubsidi oleh pemerintah, yang menjadi masalah adalah ketidakmampuan dalam memenuhi biaya transportasi pendidikan yang cukup tinggi di Jakarta. Selain itu, permasalahan lain yang ditimbulkan oleh kesenjangan sosial adalah tingginya angka kriminalitas di Jakarta yang ditunjukkan dengan Polda Metro Jaya sebagai peringkat pertama Polda dengan kejahatan terbanyak yaitu mencapai 43.842 kejahatan pada tahun 2016 (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2017).

Kesenjangan sosial merupakan salah satu isu yang erat kaitannya dengan masyarakat urban (perkotaan). Perkotaan sebagai pusat kegiatan ekonomi dianggap menawarkan lapangan pekerjaan yang lebih menjanjikan. Namun, jika masyarakat desa yang berbondong-bondong pergi ke kota untuk mencari pekerjaan itu tidak memiliki kualitas SDM yang memadai, ini dapat menjadi permasalahan. Pada akhirnya, mereka mungkin menjadi pengangguran yang menciptakan pemukiman pada tanah yang sudah bertuan. Pemukiman tersebut tidak dibuat sebagaimana mestinya sesuai standar kelayakan, karena memang tidak dibangun di atas tanah hak milik pribadi sehingga sewaktu-waktu bisa saja digusur oleh pemilik tanah yang sebenarnya. Sanitasi yang buruk dan pemenuhan kebutuhan dasar yang alakadarnya membuat masyarakat pada kalangan tersebut memiliki standar kualitas hidup yang rendah. Inilah yang menjadikan jarak antara si miskin dan si kaya di perkotaan semakin senjang.

Solusi yang ditawarkan pemerintah seperti subsidi sembako dan perumahan di ibukota sudah cukup baik. Namun, meskipun kesenjangan sosial terjadi paling tinggi di perkotaan, penyelesaian masalah sebaiknya juga dilakukan dari wilayah pedesaan. Potensi agrikultural di wilayah pedesaan juga harus terus dimaksimalkan, agar masyarakat desa tidak terus menerus pergi ke ibukota untuk mencari lapangan pekerjaan yang belum tentu menjanjikan.

Rabu, 27 Februari 2019

Belajar Sabar dari Memoar Ki Hadjar

Judul : Ki Hadjar Sebuah Memoar

Penulis : Haidar Musyafa

Penerbit : Penerbit Imania

Tanggal Terbit : April 2017

Jumlah Halaman : 547 halaman

Membaca buku ini seakan kita dibawa ke masa perjuangan pendirian bangsa Indonesia. Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari seorang Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia. Ki Hadjar sudah menjadi aktivis pejuang kemerdekaan sejak masih muda. Berawal menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran bersama Cipto Mangoenkoesoemo, namun pada akhirnya berkecimpung di dunia pendidikan karena sempat tidak lulus dalam bidang kedokteran.

Emosi kita seakan terbawa marah saat penulis menceritakan kekejaman Belanda sewaktu menjajah Indonesia, ada juga kesedihan-kesedihan ketika Ki Hadjar harus menjadi tahanan karena beliau melakukan pergerakan-pergerakan yang dapat mengancam pemerintahan Belanda waktu itu. Kita juga diajak bahagia dan merasa tenang ketika mengetahui di samping Ki Hadjar terdapat sosok-sosok luar biasa seperti ayahnya, kakaknya, dan istrinya Nyi Soetartinah yang luar biasa sabar.

Ki Hadjar yang memiliki nama kecil Soewardi dididik dengan pendidikan agama yang sangat kuat. Hal ini biasanya menjadi pola ketika aku membaca novel sejarah, di mana para pahlawan pasti memiliki fondasi agama yang kuat yang menjadikan jiwa mereka kuat ketika melawan penjajah karena berpegang pada Sesuatu non-material. Begitu pula Ki Hadjar, kombinasi karakter agamis ditambah nasionalis menjadikannya memiliki pengaruh yang sangat besar di masyarakat waktu itu terlebih beliau juga merupakan keturunan ningrat namun memiliki sifat yang sangat merakyat, bahkan menolak untuk disebutkan gelar yang ia miliki.

Kepribadian Ki Hadjar sungguh luar biasa, banyak yang dapat dipelajari dalam buku ini. Penulis pun menyampaikannya dengan bahasa yang sederhana, sehingga pesan yang ada dalam buku ini cukup tersampaikan. Buku ini bisa menemanimu terutama juga sedang dalam aktivitas menunggu. Selamat membaca!

Dosamu Tidak Lebih Besar daripada Kasih Sayang Allah

Judul : Your Sin is not Greater than God’s Mercy

Penulis : Nouman Ali Khan

Penerbit : Noura Book Publishing

Tanggal Terbit : Agustus 2016

Jumlah Halaman : 296

Berat Buku : 300 gr

Buku dengan tebal kurang dari 300 halaman ini terdiri dari 21 tema, terutama membahas tentang akhlak. Isi buku ini merupakan transkrip dari ceramah Nouman Ali Khan yang juga dapat dilihat di Youtube, tapi tentunya sensasi membaca buku dan menonton video berbeda, tergantung pilihan masing-masing. Gaya bahasa dalam buku ini sangat baik, memiliki muatan nasihat melalui hikmah-hikmah cerita yang disampai, namun kelebihannya tidak terkesan menggurui.

Nouman Ali Khan mengajak kita untuk berpikir tentang detail kehidupan sehari-hari kita yang kadang luput dari perhatian, seperti sesederhana belajar dari lebah dan pentingnya membangun keluarga yang menyenangkan. Nouman Ali Khan juga banyak membahas tentang mukjizat-mukjizat Al-Qur’an dan kebaikan-kebaikan Allah yang luar biasa jika kita mempelajari substansi Al-Qur’an dari kata per katanya.

Nouman Ali Khan dalam buku ini banyak mengajarkan tentang akhlak seperti menjaga hati, rendah hati, menyembuhkan derita emosi, mengatasi kesulitan hidup, jangan putus asa maupun iri hati, dan meneladari Rasulullah SAW. Buku ini sangat cocok bagi orang yang selalu ingin memperbaiki setiap harinya atau sedang dilanda putus asa akan dosa. Membaca buku ini setiap hari setidaknya dapat menjaga dirimu dari keburukan jika kamu dapat mengingat nasihat-nasihat baik yang disampaikan dalam buku ini. Desainnya yang bagus juga membuat matamu tak bosan dan ukurannya yang kecil bisa kamu bawa kemana saja.

Kamis, 31 Januari 2019

Catatan Seorang Pembelajar



Buku ini menjadi guru sebelum aku terjun aksi pada GUIM (Gerakan UI Mengajar) Angkatan 8. Banyak yang bisa dipelajari dari buku ini. Penulis buku merupakan pengajar dan panitian GUIM Angkatan 5 yang melakukan aksi di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah pada tahun 2016. Banyak kisah yang mewarnai cerita dalam buku ini.

Ada panitia yang menemukan arti kebahagiaan dalam ceritanya, ada yang bertemu dengan murid yang berjanji untuk berubah menjadi lebih baik, ada pula yang berhasil keluar dari zona nyamannya di ibukota dan menemukan zona nyaman baru di wilayah aksinya.

Bagi orang yang tertarik dengan dunia pendidikan, buku ini sangat aku rekomendasikan. Terutama untuk orang yang memilih terjun langsung menangani masalah di masyarakat dan tidak sekadar protes dengan kebijakan pemerintah yang ada.

Selasa, 01 Januari 2019

33 Strategi Sederhana untuk Kelas yang Menyenangkan Ala Timothy D. Walker dalam Teach Like Finland

Dalam bukunya 'Mengajar Seperti Finlandia', Timothy D. Walker seorang guru Amerika yang pindah ke Finlandia membagikan 33 strategi sederhana untuk kelas yang menyenangkan sesuai 5 bahan kebahagiaan, yaitu kesejahteraan, rasa dimiliki, kemandirian, penguasaan, dan pola pikir.

1) Kesejahteraan

Bahan kebahagiaan pertama, yaitu kesejahteraan; intinya berbicara tentang bagaimana terpenuhinya kebutuhan pokok, sehingga tidur, makan, minum yang cukup, tersedianya pakaian dan tempat bernaung menjadi prasyarat bagi diri kita (guru) dan peserta didik di kelas kita. Terdapat 7 strategi sederhana untuk kelas yang menyenangkan dalam bahan kebahagiaan ini :

a. Jadwal istirahat otak

Finlandia memiliki kebiasaan istirahat 15 menit setiap 45 menit pelajaran. Pada jam istirahat tertentu ini, biasanya siswa bermain keluar atau bersosialisasi dengan teman-teman mereka. Ini penting untuk mengistirahatkan otak siswa sehingga mereka lebih fokus selama pelajaran.

b. Belajar sambil bergerak

Selama ini, pembelajaran di sekolah-sekolah lebih banyak dilakukan secara duduk-duduk atau berdiri di depan kelas selama presentasi. Cara ini relatif kurang produktif. Akan lebih baik jika pengajar menawarkan 'energizer' atau 'ice breaking' selama pelajaran. Presentasi juga dapat dilakukan melalui strategi 'Galeri Berjalan' di mana para siswa berkumpul secara berkelompok kemudian mereka melakukan presentasi di beberapa titik di dalam kelas. Setiap kelompok dibagi ke dalam 2 peran, yaitu sebagai presentan dan audience. Presentan diam di tempat dan menjelaskan pada audience kelompok lain. Sementara audience berjalan mengunjungi setiap kelompok untuk mendengarkan presentasi kemudian memberikan feedback.

c. Recharge sepulang sekolah

Tidak ada pekerjaan rumah di Finlandia, karena guru-guru di sana memahami pentingnya waktu luang terutama di malam hari untuk mengisi ulang tenaganya.

d. Menyederhanakan ruang

Biasanya di awal tahun ajaran, kita mengalokasikan waktu untuk menghias kelas; atau bisa juga di tengah tahun ajaran kita memajang hasil karya siswa di dinding-dinding kelas. Namun ternyata, membuat ruang kelas kita lebih rapi dan sederhana bisa lebih menghemat waktu dan mengurangi gangguan eksternal dalam proses belajar mengajar.

e. Menghirup udara segar

Siswa-siswa di Finlandia memerhatikan kualitas udara di dalam kelas sehingga mereka memiliki kebiasaan membuka jendela kelas selama proses belajar mengajar berlangsung.

f. Masuk ke alam liar

Masuk ke alam liar bukan berarti siswa diajak ke hutan untuk belajar. Ini bermakna mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat apa yang mereka pelajari secara lebih nyata. Sebagai guru, kita bisa memikirkan tentang tempat-tempat alami yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari sekolah. Ini dapat dilakukan dengan hal-hal sederhana seperti menggunakan lapangan sebagai habitat suatu organisme, menanam kentang di beberapa titik di ruang kelas,menghijaukan sekolah melalui beberapa proyek, atau bahkan memelihara kecebong ketika mempelajari siklus hidup katak.

g. Menjaga kedamaian

Menjaga kedamaian berarti menjaga kelas dalam kondisi tenang dan tidak terburu-buru. Strategi ini dapat dimulai dengan membuat peraturan bersama siswa, seperti misalnya menghormati diri sendiri, menghormati orang lain, dan menghormati lingkungan serta menjadi pendengar yang baik.

2) Rasa Dimiliki (sense of belonging)

Strategi di bawah ini digunakan untuk membudayakan suatu perasaan saling terhubung di kelas kita.

a. Mengenal setiap anak

Ini merupakan strategi untuk memberikan pesan bahwa kita (guru) mengenal siswa secara individual, bukan sekadar sekelompok anak. Caranya dapat dilakukan dengan menyapa nama mereka satu persatu, fist bumps, jabat tangan, atau high fives. Guru juga bisa meluangkan waktu untuk makan bersama siswa saat jam istirahat atau mengunjungi rumah siswa dan mengobrol dengan orang tua mereka di waktu-waktu tertentu.

b. Bermain dengan murid-murid

Strategi ini biasa dilakukan pada minggu pertama di tahun ajaran baru. Guru bermain dengan siswa dengan tujuan agar mereka merasa nyaman di sekolah sebelum kegiatan yang sebenarnya dimulai.

c. Merayakan pembelajaran mereka

Di Finlandia, pelajaran di kelas tidak hanya berupa pengetahuan tetapi juga keterampilan seperti kelas memasak. Siswa biasanya diberi waktu tambahan sekitar 15 menit untuk menikmati hasil masakan mereka sebagai bentuk merayakan pembelajaran mereka. Strategi ini bisa juga dilakukan untuk aktivitas seperti pembuatan laporan buku atau teks bacaan. Siswa diberikan waktu sekitar 15 menit untuk mempresentasikan hasil pembelajaran mereka.

d. Mengejar mimpi kelas

Ini dapat dilakukan dengan pembelajaran berbasis proyek. Jadi guru dan siswa membuat suatu proyek bersama di mana setiap orang mendapatkan peran dan proyek yang dilaksanakan cukup realistik. Dalam buku ini, Tom memberikan contoh kegiatan Kemah Sekolah.

e. Menghapus perisakan (bullying)

Di sekolah Finlandia, terdapat semacam program anti bullying yang dinamakan Kiva. Inti dari program ini adalah siswa belajar untuk menawarkan solusi dari sebuah konflik yang lebih dari kata 'maaf' dan belajar merefeleksikan perilaku mereka.

f. Berkawan

Strategi ini berupa kolaborasi antarsiswa lintas angkatan. Seperti misalnya memasangkan siswa kelas 6 dengan kelas 1. Dengan begitu, siswa kelas 6 dapat merasa diberi tanggung jawab dan dipercaya untuk menjaga teman kecil mereka, serta belajar menjadi panutan.

3) Kemandirian

Anak-anak di Finlandia sudah terbiasa diajarkan untuk mandiri, seperti misalnya tidak diantar-jemput sekolah.

a. Mulai dengan kebebasan

Dalam buku ini, Tim memberikan contoh ketika para siswa diberikan kebebasan untuk menentukan strategi pengumpulan dana untuk kemah sekolah. Strategi ini lebih kepada memberikan tanggung jawab secara bertahap. Guru bisa memulai dengan memberikan kebebasan yang signifikan bukan larangan yang signifikan. Sekarang bukan saatnya lagi guru menjadi 'sage on the stage' atau 'bintang panggung', namun menjadi 'guide on the stage' atau pendukung yang berdiri di belakang mereka.

b. Meninggalkan batas

Strategi ini dapat dilakukan dengan cara berbicara kepada murid secara personal, bertemu dalam kelompok kecil, dan berkeliling menemui siswa.

c. Menawarkan pilihan

Hal yang perlu diingat dalam strategi ini adalah tugas seorang guru yaitu membuat hubungan antara minat siswa dan kurikulum. Contohnya dengan memberikan tugas yang lebih terbuka, misalnya untuk membuat laporan buku, siswa diperbolehkan memilih sendiri buku sesuai minat mereka.

d. Buat rencana bersama siswa anda

Strategi ini dapat dilakukan dengan cara menyusun suatu pembelajaran sepanjang minggu bersama siswa, di mana para siswa diberi suara kemudian masukan mereka digunakan untuk mempengaruhi arah pembelajaran. Ini juga dapat dilakukan dengan cara strategi instruksional dengan mengelompokkan hal yang saya Tahu (T), hal yang Mau saya tahu (M), dan hal yang saya Telah pelajari (T) atau TMT.

e. Buat jadi nyata

Di Finlandia terdapat PBL yang dinamakan 'Saya dan Kota Saya'. Dalam PBL ini, para siswa bermain peran dengan beragam profesi seperti walikota, reporter, agen penjualan dll. dalam suatu miniatur kota. Di sini para siswa mengalami secara langsung bagaimana gambaran kehidupan pada masyarakat yang sebenarnya.

f. Tuntutan tanggung jawab

Tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas pendidikan berbanding lurus dengan kualitas guru. Untuk menjadi seorang guru yang berkualitas, orang Finlandia harus memiliki gelar setara magister di bidang pendidikan kemudian dilanjutkan pelatihan selama 5 tahun untuk guru jenjang sekolah dasar. Di sana hanya memiliki sedikit universitas dengan program pengajaran.

4) Penguasaan

Salah satu bahan kebahagiaan adalah perasaan kompeten dalam area tertentu. Ada beberapa strategi untuk mengembangkan penguasaan dalam pembelajaran di dalam kelas, antara lain :

a. Ajarkan hal-hal mendasar

Di Finlandia, kurikulum dan buku paket tetap dipertahankan. Tetap bahwa kurikulum untuk melayani kegiatan, bukan sebaliknya. Yang perlu dimodifikasi adalah model pengajaran yang menginspirasi, seperti instruksi yang berbeda, ruang kelas yang responsif, dan pembelajaran berbasis proyek (PBL).

b. Gunakan buku pegangan

Ambil hal-hal baik dalam buku pegangan untuk meringankan beban perencanaan, namun jangan sampai buku paket menjadi 'majikan' yang harus diikuti seluruhnya.

c. Manfaatkan teknologi

Di Finlandia, integrasi teknologi bukanlah sebuah penekanan utama. Hanya kelas besar yang diperbolehkan membawa gawai namun mereka dapat meletakkan teknologi pada tempat yang tepat sebagai alat pembelajaran.

d. Memasukkan musik

Berdasarkan hasil penelitian di bidang Psikologi, latihan musik dapat memengaruhi sistem syaraf untuk menciptakan pelajar yang lebih baik. Strategi ini dapat dilakukan dengan cara memasukkan musik sebagai media pembelajaran, seperti menyanyikan lagu bersama-sama.

e. Menjadi pelatih

Strategi ini biasa dilakukan pada pembelajaran dengan metode 'Learning by doing', biasanya kelas keterampilan seperti misalnya di Finlandia terdapat kelas pertukangan. Cara terbaik untuk menguasai sesuatu adalah melalui latihan alam setting 'dunia nyata', seperti misalnya melakukan eksperimen langsung pada pelajaran IPA. Guru juga berperan seperti seorang pelatih, yang sebisa mungkin memberikan pujian namun dibatasi dan lebih menekankan pada masukan yang spesifik, jujur, dan konstruktif.

f. Buktikan pembelajaran

Strategi ini dapat dilakukan dengan evaluasi sumatif, seperti membuktikan jawaban mereka lewat pertanyaan yang sulit dan terbuka. Contoh pertanyaan : "bayangkan kamu diminta untuk mencari tahu apakah pasta gigi masuk asam atau basa. Berpikirlah seperti seorang ilmuwan, apa yang akan kamu lakukan?"

g. Mendiskusikan nilai

Di Finlandia, terdapat kebiasaan sebelum membagikan rapor di akhir semester, guru bercakap-cakap dengan setiap siswa mengenai nilai mereka. Biasanya guru akan memberitahukan nilai yang akan ditulis di rapor, kemudian siswa diberi kesempatan untuk memberi tanggapan. Dalam strategi ini, siswa diajak merefleksikan pembelajaran mereka sendiri.

5) Pola Pikir

Pada bagian ini lebih fokus kepada strategi abundance-oriented (berorientasi pada kelimpahan) di mana ada ruang bagi setiap pengajar untuk tumbuh. Strategi ini merupakan kebalikan dari scarcity-minded (menekankan kelangkaan), di mana kemenangan seseorang akan berujung pada kekalahan orang lain. Dengan kata lain, bagian ini membahas tentang penerapan strategi 'kolaborasi' pada para pengajar bukan 'kompetisi'.

a. Mencari flow

Flow di sini artinya suatu aktivitas menyenangkan yang ketika dilakukan waktu terasa berjalan cepat. Guru dan sisswa dapat melakukan pekerjaan yang menantang, menarik, penuh tuntutan dan terarah pada tujuan. Dalam strategi ini, juga sebisa mungkin minimalkan distrakti seperti handphone atau obrolan dan pangkas budaya persaingan.

b. Berkulit tebal

Berkulit tebal di sini berarti guru harus percaya diri dengan keahliannya. Mereka juga harus tahan banting ketika mendapatkan kritik dari orang tua, dan mampu menjelaskan secara bertanggung jawab bahwa mereka adalah seorang 'ahli' di sekolah yang profesional, dan melihat dirinya seperti itu.

c. Kolaborasi lewat kopi

Guru-guru di Finlandia, sangat menekankan kolaborasi. Di waktu istirahat sambil 'ngopi' misalnya, guru-guru biasanya saling berdiskusi tentang cara meningkatkan mutu belajar mengajar.

d. Menyambut para ahli

Menyambut para ahli berarti mengundang guru lain ke kelas kita. Ini merupakan strategi yang juga menekankan kolaborasi. Guru bisa saling memberikan masukan terkait materi atau metode mengajar.

e. Melepaskan diri untuk berlibur

Para guru di Finlandia, menggunakan waktu liburan untuk benar-benar berlibur. Mereka sedikit sekali melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan sekolah pada saat liburan. Mereka menggunakan waktu liburan secara profesional untuk beristirahat atau menghabiskan waktu bersama keluarga. Namun, penulis juga menyarankan bahwa liburan juga bisa dijadikan waktu terbaik untuk merefleksikan pekerjaan kita dan menemukan ide-ide baru yang menginspirasi yang dapat dimasukkan ke dalam kelas.

f. Jangan lupa bahagia

Sebenarnya kebahagiaan atau menjalani sesuatu dengan bahagia adalah inti dalam semua strategi yang dibahas dalam buku ini tentang kelas yang menyenangkan. Di beberapa negara, ada sekolah yanng mulai menerapkan semacam kurikulum kebahagiaan, yang berisi tentang life skills (keterampilan hidup) non-akademik, seperti kepenuhan diri, hubungan interpersonal, dan kesadaran diri (mindfullness).

Semoga strategi kelas yang menyenangkan ala Finlandia ini dapat menginsprirasi pendidikan Indonesia. Namun, tentunya ini tidak bisa diterapkan secara langsung dan tetap harus menyesuaikan dengan budaya di Indonesia.

Kontrol Diri dari Dalam, Rendah Hati pada Alam

Tulisan ini akan lebih banyak bicara refleksi diri, Tentang keberadaan diri yang kadang lupa diri, Tinggal bersama alam namun kita seakan...